Skintific
Skintific
Skintific Skintific Skintific

Sang Pembela Perempuan dan Anak di Bumi Cendrawasih

Skintific

Koran Sukabumi – Sang Pembela Perempuan dan Anak di Bumi Cendrawasih Di balik berbagai dinamika sosial yang membalut Tanah Papua, ada kisah inspiratif tentang seorang tokoh yang didedikasikan hidupnya untuk memperjuangkan hak-hak kaum rentan, khususnya perempuan dan anak. Sosok ini dikenal luas sebagai “Sang Pembela Perempuan dan Anak di Bumi Cenderawasih”, karena keberaniannya menentang praktik diskriminasi, kekerasan, hingga eksploitasi yang masih kerap terjadi di wilayah timur Indonesia itu.

The Defender of Women and Children in Cendrawasih Land - YouTube

baca juga:Wisatawan Hilang Terseret Ombak di Pantai Kebon Kalapa Karang Hawu

Skintific

Berawal dari Keprihatinan

Kisah perjuangan sang pembela dimulai dari keprihatinan melihat tingginya angka kekerasan dalam rumah tangga, pernikahan usia dini, serta kasus kekerasan seksual yang dialami perempuan dan anak di Papua. Minimnya pendampingan hukum membuat banyak korban bungkam, sementara stigma sosial membuat mereka enggan melapor.

“Banyak perempuan takut bersuara karena khawatir dikucilkan. Anak-anak pun sering tidak tahu harus mencari perlindungan ke mana. Dari situ saya merasa terpanggil untuk membantu,” ujarnya dalam sebuah wawancara.

Memberi Suara untuk yang Bisu

Sebagai aktivis sekaligus pendamping hukum, ia tidak hanya mendampingi korban di meja persidangan, tetapi juga hadir langsung di tengah masyarakat. Ia kerap mendatangi kampung-kampung terpencil, memberikan penyuluhan tentang hak-hak perempuan dan anak, serta mengajarkan keberanian untuk melawan ketidakadilan.

Upayanya tak jarang mendapat perlawanan.

Perjuangan yang Tidak Mudah

Seringkali ia menghadapi ancaman, intimidasi, hingga keterbatasan fasilitas. Meski demikian, dukungan dari sesama aktivis, lembaga swadaya masyarakat, serta komunitas lokal membuatnya tetap teguh melangkah.

Inspirasi bagi Generasi Muda Papua

“Kalau hanya saya yang bicara, tidak cukup. Anak-anak muda Papua harus ikut ambil bagian, karena merekalah masa depan tanah ini,” pesannya.

Pengakuan Nasional

Perjuangannya tidak hanya mendapat apresiasi di tingkat lokal, tetapi juga menarik perhatian di tingkat nasional. Beberapa kali ia menerima penghargaan dari lembaga negara maupun organisasi independen atas dedikasinya melindungi kelompok rentan. Namun baginya, penghargaan bukan tujuan utama.

“Yang paling penting adalah memastikan tidak ada lagi perempuan dan anak Papua yang merasa sendirian ketika menghadapi kekerasan. Selama itu masih ada, pekerjaan saya belum selesai,” tegasnya.

Penutup

Sosok Sang Pembela Perempuan dan Anak di Bumi Cenderawasih menjadi bukti nyata bahwa perjuangan untuk keadilan tidak harus selalu besar dan gegap gempita. Dari langkah-langkah kecil, dari keberanian membela yang lemah, lahirlah perubahan besar. Di tengah segala keterbatasan, ia tetap menyalakan harapan bahwa masa depan perempuan dan anak di Papua bisa lebih terang, lebih aman, dan lebih bermartabat.

Skintific