Harga Daging Ayam Tembus Rp 40 Ribu/Kg, Warga Purworejo dan Sekitarnya Mulai Mengurangi Pembelian
Koran Sukabumi — Harga Daging Ayam Warga Purworejo kian merasakan tekanan ekonomi akibat melambungnya harga daging ayam. Di pasar-pasar seperti Pasar Baledono, harga ayam potong kini sudah mencapai Rp 40.000–Rp 43.000 per kilogram, angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan ini membuat banyak keluarga menyiasati pengeluaran pangan mereka.
Kenapa Bisa Tembus Segitu?
Beberapa penyebab kenaikan harga daging ayam di wilayah Purworejo dan sekitarnya antara lain:
Biaya pakan ayam yang tinggi: Harga jagung, dedak, dan pakan lainnya ikut naik, sehingga peternak harus menaikkan harga jual untuk menutup biaya.
Pasokan yang terkadang terganggu: Adanya gangguan distribusi atau stok ayam hidup yang terbatas membuat pedagang kesulitan menjaga keterjangkauan harga.
Permintaan meningkat terutama di masa-masa tertentu, seperti menjelang Ramadan atau hari besar, ketika banyak konsumen membeli lebih banyak untuk persiapan lebaran atau santap bersama.
Harga Daging Ayam Respons Warga: Belanja Dibatasi, Ganti Menu
Harga yang melonjak membuat warga melakukan berbagai penyesuaian:
Pembelian daging ayam dikurangi: Warga tidak lagi membeli ayam setiap hari atau dalam jumlah besar. Beberapa mengurangi porsi atau membeli alternatif protein lain. Cari alternatif: Menu panggilan daging ayam diganti dengan telur, ikan, atau olahan kedelai bila memungkinkan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan protein.
Beli sesuai kebutuhan: Banyak yang kini membeli ayam hanya untuk dimasak langsung, bukan untuk stok karena takut daging cepat rusak dan kenaikannya membuat rugi.
Dampak ke Penjual & Pedagang
Pedagang daging ayam juga merasakan dampak:
Penjualan harian turun, karena banyak pembeli yang memilih untuk membeli lebih sedikit barang atau bahkan menunda pembelian.
Margin keuntungan menyempit, karena meski harga jual naik, biaya pokok juga melonjak. Beberapa penjual “terpaksa” menaikkan harga jual agar masih bisa mendapatkan untung.
Kebingungan terkait fluktuasi harga dari supplier, yang membuat pedagang sulit merencanakan stok dan harga eceran.
Baca Juga: Rangkap 3 Jabatan Angga Raka Diminta Mundur dari Posisi Wamen
Apakah Pemerintah atau Dinas Terkait Turun Tangan?
Beberapa pihak pemerintah daerah memang sudah melakukan intervensi:
Pemantauan harga di pasar-pasar tradisional untuk melihat apakah harga sudah melampaui Harga Acuan Penjualan (HAP).
Ada usulan agar ada operasi pasar murah atau subsidi sementara untuk bahan pokok supaya warga tidak terbebani.
Upaya edukasi kepada peternak agar lebih efisien dalam perawatan ayam dan pengelolaan pakan.
Harga Daging Ayam Prospek & Harapan ke Depan
Warga berharap harga daging ayam kembali stabil. Beberapa faktor yang diharapkan dapat membantu:
Penurunan harga bahan baku pakan dapur peternakan, terutama jagung dan dedak.
Penyediaan ayam hidup yang lebih lancar agar distribusi tidak terganggu.
Kebijakan pemerintah daerah yang mendukung, misalnya subsidi sementara, pengaturan HAP, atau pemberian insentif bagi peternak untuk menekan biaya.
Masyarakat juga berharap ada transparansi harga agar jangan sampai kenaikan tidak jelas penyebabnya.







